Garis Miring: Fungsi-fungsinya

Tanda garis miring (/) dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

  • Nomor: 7/PK/II/2013
  • Jalan Kramat III/10
  • tahun ajaran 2012/2013

Tanda garis miring (/) dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.

  • mahasiswa/mahasiswi = ‘mahasiswa dan mahasiswi’
  • dikirimkan lewat darat/laut = ‘dikirimkan lewat darat atau lewat laut’
  • buku dan/atau majalah = ‘buku dan majalah atau buku atau majalah’
  • harganya Rp1.500/lembar = ‘harganya Rp1.500 setiap lembar’

Tanda garis miring (/) dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

  • Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.
  • “Asmara/n/dana” merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.
  • Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.

Kurung Siku: Mengapit Huruf, Kata, …

Tanda kurung siku ([…]) dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.

  • Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
  • Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa Indonesia.
  • Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia dirayakan secara khidmat.

Petik Dua: Pengapit Judul

Tanda petik Dua (“…”) dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

  • Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.
  • Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar” dalam album Lagu-Lagu Nasional!
  • Dona Karyawati suka serial televisi Upin Ipin khususnya di episode “Menjaili Kak Ros”.
  • Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
  • Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik perhatian peserta seminar.
  • Perhatikan “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Petik Dua: Mengapit Petikan Langsung

Tanda petik dua (“…”) dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Misalnya:

  • “Merdeka atau nanti!” demikian judul majalah mingguan.
  • “Jangan duduk di situ!” perintah atasannya.
  • Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan.”

Kapital: Hubungan Kekerabatan

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.

  • “Kapan Adik pulang ke Magelang?” tanya Eka.
  • Chusna bertanya, “Memangnya kenapa, Mas?”
  • “Sini duduk, Dik!” kata orang itu.
  • Maaf, saya tidak punya urusan lagi dengan Saudara.
  • “Hai, Kutu Buku minum kopi dulu, yuk.”
  • Bu, saya ingin tinggal bersama Bapak.”

Catatan:

(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.

  • Semua kakak dan adik saya laki-laki.
  • Kita harus kasihan terhadap bapak dan ibu kita.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.

  • Sudahkah Anda tahu?

Kapital: Singkatan

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.

  • S.H. = sarjana hukum
  • S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat
  • S.S. = sarjana sastra
  • M.A. = master of arts
  • M.Hum. = magister humaniora
  • M.Si. = magister sains
  • K.H. = kiai haji
  • Hj. = hajah
  • Mgr. = monseigneur
  • Pdt. = pendeta
  • Dg. = daeng
  • Dt. = datuk
  • R.A. = raden ayu
  • St. = sutan
  • Tb. = tubagus
  • Dr. = doktor
  • Prof. = profesor
  • Tn. = tuan
  • Ny. = nyonya
  • Sdr. = saudara

Catatan 

Jika penulisan gelar berada di akhir kalimat, maka cukup menggunakan satu tanda titik.

  • Dosen itu bernama Abdullah, S.H. Ia selalu berangkat ke kampus tepat waktu.

Jika penulisan gelar berada di akhir klausa pertama, maka tetap menggunakan tanda baca koma.

  • Abdullah, S.H., Dyah Permatasari, S.Psi., dan Muhidin M. Dahlan, M.Hum. adalah pemateri seminar hari ini.

Kapital: Nama Agama, Bangsa, Suku Bangsa, dan Bahasa

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama agama, bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

  • agama Hindu
  • bangsa Indonesia
  • suku Dayak
  • bahasa Jawa

Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.

  • Kiai Abdullah sedang mengislamkan George.
  • pengindonesiaan kata asing
  • keinggris-inggrisan
  • kebatak-batakan