Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
- di-tresna-i (bahasa Jawa, ‘dicintai’)
- di-leuet (bahasa Sunda, ‘dimakan’)
- di-off-kan
- file-nya
- me-recall
kaidah mengedit buku grup Indonesia Buku
Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa daerah atau bahasa asing.
Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
Tanda garis miring (/) dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Tanda garis miring (/) dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Tanda garis miring (/) dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Tanda kurung siku ([…]) dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Tanda kurung siku ([…]) dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Tanda petik Dua (“…”) dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Tanda petik dua (“…”) dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Catatan:
(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
Catatan
Jika penulisan gelar berada di akhir kalimat, maka cukup menggunakan satu tanda titik.
Jika penulisan gelar berada di akhir klausa pertama, maka tetap menggunakan tanda baca koma.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama agama, bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.